Bayangkan Anda seorang pemilik hotel, pengelola destinasi wisata, atau operator tur. Anda sudah berusaha melakukan berbagai hal ramah lingkungan seperti menghemat air, mengurangi plastik, bahkan mendukung komunitas lokal. Semua dilakukan dengan niat baik dan komitmen nyata.
Lalu suatu hari, Anda melihat iklan tentang sertifikasi bisnis berkelanjutan. Muncul pertanyaan:
"Apa tidak cukup apa yang telah saya lakukan?
Kenapa perlu label dan standar?”
Dari sana, timbul keraguan yang lebih besar:
“Apakah bisnis saya benar-benar perlu sertifikasi keberlanjutan? Atau hanya akan menambah beban biaya?”
Terkadang ini menjadi dilema bagi banyak bisnis pariwisata. Apakah sertifikasi keberlanjutan memang sebuah investasi penting, atau justru beban bisnis yang belum tentu menghasilkan keuntungan?
Artikel ini akan membantu Anda melihatnya dari perspektif bisnis bukan hanya idealisme lingkungan.
Mengapa Banyak Bisnis Meragukan Sertifikasi?
Tidak sedikit pelaku bisnis pariwisata yang merasa skeptis terhadap sertifikasi. Alasannya beragam:
- Biaya mahal. Ada biaya audit, konsultasi, bahkan biaya perbaikan fasilitas agar lolos standar.
- Proses rumit. Sertifikasi sering dianggap birokratis, banyak dokumen, dan menyita waktu.
- Takut tidak ada manfaat nyata. Apakah wisatawan benar-benar peduli? Atau sertifikat hanya sekadar “pajangan di dinding”?
Keraguan ini wajar, terutama bagi bisnis kecil dan menengah. Namun, mari kita lihat potensi keuntungan sertifikasi dari sisi bisnis.
Sertifikasi = Pintu Masuk ke Pasar Baru
Bagi sebagian bisnis, sertifikasi bukan sekadar simbol tetapi bisa menjadi kunci untuk mendapatkan kesempatan lain yang potensial seperti:
1. Meningkatkan Kepercayaan Pasar
- Wisatawan mulai selektif memilih bisnis yang terverifikasi berkelanjutan.
- Agen perjalanan besar (B2B) atau OTA (Online Travel Agent) mulai menjadikan sertifikasi sebagai syarat kerjasama.
Dampak bisnis nyata: mempermudah masuk ke pasar internasional.
2. Membedakan Bisnis di Pasar yang persaingannya semakin padat
Pasar pariwisata makin kompetitif. Jika hotel Anda hanya mengandalkan harga murah, perang harga tak ada habisnya. Sertifikasi bisa menjadi unique selling point:
“Kami hotel bersertifikasi GSTC dengan komitmen keberlanjutan yang terverifikasi.”
Ini bukan sekadar klaim, tetapi bukti independen yang meningkatkan kredibilitas bisnis dan tanggung jawab sesama.
3. Efisiensi Biaya Operasional
Berbicara soal efisiensi biaya operasional memang tidak sesederhana hitung-hitungan langsung. Proses sertifikasi seringkali membutuhkan investasi awal baik untuk audit, pelatihan, maupun perbaikan fasilitas. Namun, justru di sinilah sertifikasi bisa berperan sebagai panduan strategis.
Sertifikasi membantu bisnis mengidentifikasi titik-titik vital yang perlu pembenahan bukan untuk diubah total, tetapi untuk diperbaiki secara bertahap. Misalnya, mengurangi konsumsi energi, mengelola limbah lebih efisien, atau menyusun SOP yang lebih hemat sumber daya.
“Sertifikasi GSTC mendorong bisnis untuk mengadopsi praktik yang meminimalkan konsumsi sumber daya, mengurangi limbah, dan mempromosikan efisiensi energi yang mengarah pada penghematan biaya operasional.” – RoyalCert
Jadi, sertifikasi yang tepat bukan hanya soal label, tetapi tentang proses peningkatan efisiensi yang terukur dan berkelanjutan dimulai dari langkah kecil yang berdampak besar.
Sertifikasi Adalah Tentang Proses
Ini penting ditekankan:
Kesadaran, komitmen, dan aksi nyata terhadap keberlanjutan adalah hal yang tidak bisa ditawar atau kewajiban mutlak.
Bagi beberapa bisnis kecil yang pasarnya lokal, dengan budget sangat terbatas, mungkin saat ini cukup menjalankan praktik berkelanjutan tanpa sertifikasi resmi.
Namun Anda tetap perlu:
- Membuat kebijakan keberlanjutan tertulis
- Melatih staf agar paham praktik ramah lingkungan
- Mencatat aktivitas keberlanjutan (walau sederhana)
Karena cepat atau lambat, pasar akan semakin menuntut transparansi. Kalau Anda sudah siap, proses sertifikasi akan jauh lebih ringan nantinya.
Bagaimana Menghitung Manfaat Sertifikasi?
Pertanyaan | Jika Jawaban Anda “Ya” → Pertimbangkan Sertifikasi |
Apakah Anda mengincar wisatawan atau klien yang peduli terhadap keberlanjutan? | ✅ |
Apakah Anda ingin tampil di platform OTA dengan kategori “sustainable”? | ✅ |
Apakah Anda ingin mengurangi biaya operasional (air, energi, limbah)? | ✅ |
Apakah Anda memiliki kesadaran terhadap dampak-dampak yang diakibatkan dari bisnis Anda? | ✅ |
Semakin banyak jawaban “ya,” semakin sertifikasi menjadi investasi bisnis, bukan sekadar biaya.
Apakah sertifikasi keberlanjutan wajib? Tidak selalu.
Namun sertifikasi bisa menjadi senjata bisnis yang potensial jika Anda:
- Mengincar pasar global terkhususnya yang peduli akan praktik berkelanjutan
- Membutuhkan diferensiasi bisnis di pasar yang penuh persaingan
- Membutuhkan efisiensi biaya jangka panjang
- Membutuhkan reputasi yang kuat di mata mitra bisnis
Jika saat ini belum siap sertifikasi, mulailah dari langkah kecil: dokumentasi, kebijakan, edukasi staf. Ini akan memudahkan proses sertifikasi kedepannya.
Karena pada akhirnya, di dunia pariwisata masa kini, sustainability bukan sekadar tren tapi bahasa bisnis dan kepercayaan.