Bersamaan dengan pertumbuhan pariwisata global, dampak negatif terkait pemanasan global mulai muncul. Kenaikan suhu global, perubahan iklim, dan ancaman terhadap lingkungan alam menghadirkan tantangan serius bagi industri pariwisata secara global. Oleh karena itu, upaya bersama untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor pariwisata merupakan langkah positif dalam mengurangi dampak pemanasan global pada industri pariwisata dan ekosistem yang menjadi dasarnya.

Penandatanganan Deklarasi Glasgow oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2022 merupakan inisiatif positif yang merepresentasikan komitmen pariwisata Indonesia dalam berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim. Deklarasi ini merupakan tonggak penting bagi pariwisata Indonesia, yang menunjukkan tekadnya dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Oleh karena itu, UNDP, Kemenparkeraf, dan Wise Steps Consulting merumuskan Rencana Aksi Dekarbonisasi dalam sektor pariwisata untuk Indonesia. Tujuan pengembangan roadmap ini adalah menciptakan rencana strategis yang merinci tujuan dan aktivitas yang dapat diimplementasikan untuk mencapai sektor pariwisata Indonesia yang lebih rendah emisi karbon, sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan.

Mengenai aspek-aspek tertentu, roadmap awal ini utamanya difokuskan pada sub-sektor akomodasi, tempat wisata, dan perjalanan wisata, dengan penekanan pada energi (termasuk bahan bakar dan listrik) serta limbah (pembuatan limbah padat).

Dalam perjalanan roadmap ini, terdapat empat fase menuju pencapaian emisi net-zero. Fase pertama adalah Build Foundation (2024 & 2025) dengan tujuan untuk membentuk dasar dan target. Selanjutnya adalah Early Phase (2026-2030) dengan skema sukarela, diikuti oleh Compliance Phase (>2030), di mana pelaporan dan upaya pengurangan emisi menjadi wajib.