Editor
Mochamad Nalendra, S.E., MISTM, CPM (Asia)
Penulis
- Muhammad Sofyan Hadi, S.Par.
- Rega Aldiaz Wahyundi, S.Par.
- Annisa Dwi Febrianty, S.Par.
Sinopsis
Whitepaper ini mencoba menggambarkan perubahan dinamika industri pariwisata yang tidak terlepas dari arus global dan perhatian masyarakat terhadap isu-isu berkelanjutan. Saat ini, kesadaran global dan agenda keberlanjutan membentuk landasan bagi pengembangan bisnis yang berfokus pada keberlanjutan. Adopsi kerangka kerja ESG (Environmental, Social, and Governance) menjadi pilihan strategis bagi bisnis global, seiring dengan meningkatnya dana kelolaan reksa dana ESG dari Rp42 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp3,5 triliun pada tahun 2021 menurut catatan OJK.
Dalam konteks pariwisata, Booking.com (2023) mengungkapkan bahwa 74% wisatawan mengutamakan keberlanjutan. Hal tersebut merepresentasikan bagaimana preferensi wisatawan terhadap berkelanjutan kini sangat terbentuk. Sebanyak 53% wisatawan juga menyatakan bahwa perubahan iklim memengaruhi pilihan perjalanan mereka, menunjukkan bahwa isu-isu iklim memiliki dampak signifikan dalam pembentukan preferensi wisatawan. Oleh karena itu, whitepaper ini juga banyak menyorot isu iklim yang kerap menjadi fokus agenda global dan nasional dalam pariwisata Indonesia.
Dengan memfokuskan pada eksplorasi tren yang terjadi berkaitan dengan berkelanjutan, whitepaper ini menyoroti urgensi transformasi berkelanjutan dalam sektor ini dan memberikan gambaran teknis berkaitan skema perubahan bisnis dari konvensional menuju berkelanjutan. Namun, lebih dari sekadar membahas isu-isu tersebut, whitepaper ini memberikan panduan praktis, menguraikan proses pelaporan ESG dan merumuskan rencana aksi iklim. Dengan cara ini, whitepaper tidak hanya menjadi panduan teoretis tetapi juga instrumen praktis untuk membantu bisnis pariwisata mengambil langkah konkret dalam membangun bisnis pariwasata yang berkelanjutan.