Pariwisata adalah industri yang multi-sektoral, yang berarti aktivitasnya melibatkan berbagai sektor ekonomi seperti transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, hiburan, dan kerajinan lokal. Dalam konteks ini, pemasaran pariwisata memainkan peran penting dalam mengkoordinasikan upaya dari berbagai sektor tersebut untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya, dalam mempromosikan suatu destinasi, pemasaran pariwisata tidak hanya memperkenalkan atraksi wisata, tetapi juga mempromosikan akomodasi, restoran, dan aktivitas hiburan di area tersebut.
Pemasaran pariwisata adalah usaha untuk menyebarkan informasi tentang keunggulan produk dan destinasi pariwisata dengan tujuan mengajak wisatawan untuk mengunjungi. Menurut Yoeti (2016), tujuan pemasaran pariwisata antara lain untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang, memperpanjang durasi kunjungan, serta meningkatkan pengeluaran wisatawan. Selain itu, juga untuk mendorong wisatawan memanfaatkan seluruh layanan yang tersedia di kawasan pariwisata demi keuntungan bagi pelaku usaha wisata.
Prinsip pemasaran pariwisata adalah landasan yang menentukan cara pemasaran pariwisata dilakukan. Ini penting bagi semua yang terlibat dalam industri pariwisata karena mengarahkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Morrison (2013) mengidentifikasi empat prinsip kunci pemasaran pariwisata, diantaranya:
Berorientasi kepada Wisatawan (Tourist Oriented)
Prinsip “tourist driven” adalah fokus utama dalam pemasaran pariwisata, dengan memprioritaskan kebutuhan dan keinginan wisatawan. Ini memastikan pengalaman positif yang mengundang rekomendasi dan kunjungan berulang. Survei kepuasan yang teratur penting untuk memahami kebutuhan dan pengalaman wisatawan, yang merupakan kunci untuk memastikan kunjungan ulang, retensi, dan referensi yang berkelanjutan.
Melakukan Penetrasi Pasar Produk dan Destinasi Wisata
Penetrasi pasar adalah usaha terukur untuk mendominasi pasar dengan cara meningkatkan penjualan produk atau jasa (market share). Di sektor pariwisata, tujuannya adalah menarik lebih banyak segmen pasar dengan strategi pemasaran yang inovatif, seperti promosi harga, perluasan distribusi, iklan, dan penawaran khusus. Ini bertujuan agar produk pariwisata lebih diminati oleh wisatawan.
Melakukan Segmentasi Pasar Produk dan Destinasi Wisata
Prinsip segmentasi pasar dalam pemasaran pariwisata menentukan segmen pasar yang akan dituju, seperti kalangan sosial, usia, jenis kelamin (demografis), asal wisatawan (geografis), perilaku wisatawan dalam memesan paket (behavioral), maupun psikografis seperti persepsi lintas generasi. Ini membantu pemasar menyesuaikan produk wisata dengan kebutuhan dan preferensi segmen tersebut. Strategi ini memungkinkan destinasi pariwisata untuk fokus pada kelompok pasar tertentu daripada mencoba mencakup pasar secara luas, yang dapat meningkatkan efektivitas pemasaran.
Melakukan Bauran Pemasaran Pariwisata (Tourism Marketing Mix)
Bauran pemasaran pariwisata, juga dikenal sebagai tourism marketing mix, adalah prinsip yang menggabungkan beberapa metode pemasaran. McCarthy (2003) memperkenalkan konsep 4P: Product, Price, Place, dan Promotion. Booms dan Bitner (1981) mengembangkannya menjadi 7P dengan menambahkan People, Physical Evidence, dan Process. Kemudian, Morrison (2013) memperluasnya lagi menjadi 8P dengan menambahkan Packaging, Programming, Partnership, dan People.
Salah satu contoh pemasaran pariwisata di level upstream di Indonesia adalah kampanye dan branding “Wonderful Indonesia”. Kampanye ini merupakan inisiatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia untuk mempromosikan keindahan dan keragaman destinasi pariwisata di seluruh Indonesia. Melalui penggunaan beragam saluran komunikasi ini, kampanye “Wonderful Indonesia” bertujuan untuk menciptakan pesan yang konsisten dan menyeluruh tentang keindahan alam, budaya, dan kegiatan pariwisata yang tersedia di Indonesia. Hasilnya, kampanye “Wonderful Indonesia” telah berhasil meningkatkan kesadaran global tentang potensi pariwisata Indonesia, menarik perhatian wisatawan dari berbagai negara, dan berkontribusi pada pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia. Keberhasilan kampanye ini menunjukkan pentingnya dalam pemasaran pariwisata dalam mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia secara efektif dan efisien.
Pemasaran pariwisata ke depannya akan terus berkembang sesuai dengan tren dan perubahan dalam perilaku konsumen, teknologi, dan lingkungan global. Fokus akan diberikan pada pengalaman wisata yang unik dan otentik, keberlanjutan, pemanfaatan teknologi, pembuatan konten yang menarik, kolaborasi industri, personalisasi pesan, dan penekanan pada destinasi alternatif. Dengan demikian, pemasaran pariwisata akan menjadi lebih inovatif, berkelanjutan, dan berorientasi pada pengalaman wisatawan, sambil tetap memperhatikan keberagaman dan keunikan setiap destinasi.
Namun hal yang perlu dipertimbangkan sebagai pemasaran pariwisata adalah jangan sampai melakukan greenwashing, overpromise, dan tidak memperhatikan kesiapan destinasi atau produk.
Berikut merupakan ringkasan singkat mengenai pemasaran pariwisata. Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pemasaran pariwisata serta praktik-praktik penerapannya, ikuti terus update WSC Newsletter dengan informasi yang lebih beragam dan mendalam. Dengan melihat informasi yang diperbarui mingguan melalui buletin WSC, Anda memiliki akses untuk mendapatkan pengetahuan dan arahan yang berharga.
Author: Annisa Nur Awalia, Tourism Analyst Intern
Sumber Pustaka:
- Booms, Bernard H and Mary Bitner. (1981). Marketing Strategies and Organization Structure for Service Firm in Marketing Service. Chicago: American Marketing Association.:
- McCarthy, Jerome E dan William D Perreout. (2003). Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Kelima. Alih Bahasa Agus Darma. Jakarta : Penerbit Erlangga
- Morrison, Alastair M. (2013). Marketing and Managing Tourism Destinations. New York: Routledge.
- Yoeti, Oka A. (2016). Perencanaan & Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita