Di era digital saat ini, Big Data telah menjadi alat yang penting bagi berbagai industri, termasuk pariwisata. Big Data memungkinkan bisnis pariwisata untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memahami data pelanggan dengan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan strategi pemasaran dan memberikan pengalaman yang lebih personal kepada wisatawan.
Karakteristik Big Data
Big Data memiliki tiga karakteristik utama, yaitu:
- Volume: Big Data memiliki jumlah data yang sangat besar, yang berasal dari berbagai sumber seperti media sosial, situs web, dan aplikasi mobile.
- Variety: Variety berkaitan dengan jenis data yang memiliki berbagai macam format. Big Data memiliki format data yang beragam, baik terstruktur maupun tidak terstruktur.
- Velocity: Big Data memiliki kecepatan aliran data yang sangat tinggi, sehingga memungkinkan analisis data secara real-time.
Peran Teknologi Big Data dalam Mendukung Pemasaran Pariwisata
Teknologi Big Data dapat membantu bisnis pariwisata dalam berbagai aspek, antara lain:
1. Memahami pelanggan dengan lebih baik
Big data memungkinkan bisnis pariwisata untuk mengumpulkan data terperinci tentang pelanggan mereka, seperti asal negara, minat, pola pengeluaran, dan preferensi perjalanan. Informasi ini dapat digunakan untuk membuat persona pelanggan yang terperinci, yang kemudian dapat digunakan untuk menargetkan kampanye pemasaran dengan lebih baik dan mengembangkan produk dan layanan yang lebih personal.
2. Mengidentifikasi tren dan peluang baru
Big data dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren dan peluang baru di industri pariwisata. Misalnya, bisnis pariwisata dapat menggunakan data media sosial untuk melacak percakapan tentang tujuan wisata tertentu dan mengidentifikasi tren yang muncul. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk mengembangkan kampanye pemasaran yang ditargetkan dan memanfaatkan tren yang baru muncul.
3. Memperkuat personalisasi
Big data memungkinkan bisnis pariwisata untuk mempersonalisasi pengalaman pelanggan mereka dengan cara yang tidak pernah mungkin sebelumnya. Misalnya, bisnis pariwisata dapat menggunakan data pemesanan dan riwayat penelusuran untuk merekomendasikan tujuan, aktivitas, dan akomodasi yang dipersonalisasi kepada wisatawan.
Baca juga: Introduction to Tourism Marketing
Contoh Penerapan Big Data dalam Industri Pariwisata
1. Singapura
Singapore Tourism Board (STB) menggunakan Big Data untuk mempersonalisasi penawaran promosi, merekomendasikan itinerary yang disesuaikan, dan mengoptimalkan pengalaman pengunjung.
2. Marriott International
Marriott International menggunakan Big Data untuk menghadirkan produk Courtyard by Marriott yang berasal dari survei konsumen. Selain itu, Marriott juga menggunakan Big Data dalam mendorong loyalitas pelanggan melalui platform Marriott Bonvoy, serta mengoptimalkan manajemen pendapatan di seluruh portfolio hotel dan resort globalnya menggunakan Revenue Optimizing System (ROS).
3. Airbnb
Teknologi Big Data telah menjadi alat yang penting bagi industri pariwisata untuk meningkatkan strategi pemasaran dan memberikan pengalaman yang lebih personal kepada wisatawan. Dengan penerapan yang tepat, Big Data dapat membantu bisnis pariwisata untuk berkembang dan mencapai kesuksesan. Langganan newsletter WSC di Linkedin untuk mendapatkan pengetahuan lebih lanjut tentang keberlanjutan dan ikuti kami di Instagram.
Airbnb menggunakan Big Data untuk menganalisis data pemesanan guna mengidentifikasi tren dan pola permintaan, serta karakteristik penggunanya. Hasilnya, Airbnb dapat memberikan saran produk yang dipersonalisasi dan menerapkan dynamic pricing untuk memaksimalkan keuntungan.
Author: Ganna Yosua, Tourism Analyst Intern